Lawatan Tuhan

Lawatan Tuhan. 
Liturgi 31 Juli 2020
Yeremia 26:1-9
Matius 13:54-58

PW S Ignatius Loyola

Dalam kesempatan yang terbatas, 
Yesus Kristus datang melawat orang orang ditempat asalNya. 
Yesus mulai mengajar kepada mereka dalam rumah ibadat. 
Mereka takjub akan hikmat dan kuasa mukjizat yang Yesus lakukan.
Takjub berarti kagum dan heran pada seseorang karena perbuatannya melebihi orang orang pada umumnya. 
Takjub kepada Yesus sendiri sangat berkaitan dengan hikmat dan kuasa Allah yang ditunjukkan oleh Yesus (bdk Lukas 9:43). 
Tidak ada yang dapat melebihi hikmat,tanda mukjizat dan kuasa Yesus Kristus pada saat itu. 
namun sesaat kemudian orang orang disitu kecewa dan menolak Yesus Kristus karena mereka membatasi rasa takjub yang mereka lihat dan alami dengan pikiran mereka masing masing. 

Pengalaman akan kuasa, mukjizat dan kehadiran Tuhan dapat membuat kita takjub.
Ada banyak peristiwa hidup dan juga kesaksian hidup yang telah kita alami, dengar dan lihat. 
Namun sayangnya kita juga terkadang menolak untuk percaya karena pikiran kita membatasi lawatan Tuhan Yesus. 
Sebagai contoh,  
Dalam Ekaristi, tidak semua takjub akan peristiwa kehadiran Tuhan dalam Ekaristi.
Atau dalam berbahasa Roh, 
Sebagian takjub dan percaya akan lawatan Tuhan dalam peristiwa yang terjadi, tetapi sebagian menolak dan tidak percaya. 
bahkan masih menjadi perdebatan antar orang orang yang percaya kepada Kristus ( asal yang sama dan dirumah yang sama).
Atau tulisan dalam Kitab Suci yang memberi kesaksian tentang apa yang telah Kristus Yesus lakukan, 
Ada yang takjub namun menolak tuk percaya. 
Ada yang takjub dan menjadi percaya kepada Yesus Kristus.

Masih banyak hal hal lain yang telah Tuhan Yesus perbuat yang tidak tercatat dalam Kitab Suci terutama didalam perjalanan hidup kita masing masing, 
KehadiranNya, pertolonganNya, kuasaNya ,penghiburanNya, mukjizatNya ada dan nyata.
Kita dapat takjub dan semakin percaya kepada Tuhan ketika kita dapat melihat lawatanNya dalam hidup kita dan tidak membatasinya dengan pikiran kita yang kecil. 

Pertanyaannya apakah kita dapat melihat dan merasakan lawatan Tuhan ini? 
Atau kita dpat melihat Lawatan Tuhan tetapi justru menolak Tuhan krn "pikiranku".
Pikiranku lebih kepada pembenaran diri atas apa yang ku senangi dan ingini.
Pikiranku kerapkali menuduh dan menipu diri hingga menolak kebenaran yang ada dan selalu mencari alasan sebagai sebuah kebenaran versiku. 

Perhatikanlah dan jujurlah,  
apakah pikiranku saat sekarang membatasi lawatan Tuhan dan membuatku menolak serta meninggalkan Tuhan?
Atau ku mau selalu membuka diri, 
Membuka hati dan pikiranku dalam kerendahan hati agar selalu dapat melihat lawatan Tuhan nyata didalam hidupku,
Yang membuat ku semakin takjub dan percaya. 

Ad Maiorem Dei Gloriam (AMDG) 
Demi lebih besarnya kemuliaan Allah
Happy Ignatius day


Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, 
tetapi TUHANlah yang menguji hati. 
Amsal 21:2

Fiat Lux

Komentar