Orang benar hidup karena iman
Liturgi 8 Agustus 2020
Habakuk 1:12-2:4
Matius 17:14-20
Sesungguhnya,
orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya,
tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.
(Habakuk 2:4)
Hidup berdasarkan iman.
Ataukah Iman berdasarkan hidup??
Kehidupan kita hendaknya didasari oleh iman , apa yang kita kerjakan dan lakukan berpusat kepada kebenaran iman tersebut.
Namun kadangkala beberapa orang melakukan secara terbalik, Mereka melihat kehidupan, menjalankan kehidupan menurut pikiran dan apa yang dimaui.
Apa yang dikerjakan dan dilakukan berdasarkan kepercayaan diri dan iman disesuaikan dengan apa yang diinginkannya. Iman mereka terkurung didalam pemikiran mereka dan mengikuti apa yang menjadi pikiran serta kemauan diri.
Dalam satu peristiwa, Tuhan Yesus mengajak para murid untuk melakukan sebuah lompatan iman.
Pada saat itu para murid gagal mengusir Roh jahat yang menyebabkan seorang anak sakit ayan, maka Tuhan berkata karena kamu kurang percaya maka hal itu tidak terjadi.
Kita sebut saja para murid mengalami kegagalan iman pada saat itu karena tidak sepenuhnya percaya kepada Tuhan.
Kekuatan iman menimbulkan penyerahan sepenuhnya kepada kuasa dan kehendak Tuhan,
Kita pun akan mengalami kegagalan dalam beriman ketika kita mengandalkan kekuatan, pemikiran dan kehendak kita sendiri,
Menempatkan kepercayaan diri lebih besar dari pada kepercayaan kepada Tuhan.
Menempatkan kenyataan hidup kita lebih utama dari pada iman kita.
Ketika keadaan kita baik baik saja bahkan mulai menanjak, kita lupa bahwa semua itu karena Tuhan dan kita menganggapnya karena bisa dan hebatku.
Ketika keadaan kita kurang baik, kita mulai PDKT kepada Tuhan, tetapi masih dengan cara keinginanku, kehendakku dan waktuku.
Kita tidak sepenuhnya berserah kepada Tuhan dan bila ini terus berlanjut maka kita akan mengalami kegagalan iman.
Iman kita mudah terkikis dan hilang ditelan kehidupan dunia.
Dalam Habakuk 1: 24-2:4,
Nabi Habakuk pada saat itu mengalami situasi yang menyebabkan banyak orang menderita,
Ia berkeluh kesah kepada Tuhan dan tetap menanti waktunya Tuhan.
Ia tetap menyerahkan seluruhnya kepada Tuhan dan percaya Tuhan akan bertindak menurut waktu dan kehendak Tuhan.
Pengalaman iman setiap orang tentu berbeda beda, dan juga pengalaman akan hadirat dan kuasa Tuhan tidak bisa disamaratakan.
Ketika ketiga Murid Yesus mengalami dan melihat kemuliaan Tuhan dipuncak gunung, dilain tempat para murid yang lain justru sepertinya tidak dapat merasakan kuasa Tuhan terjadi.
Untuk itu kita diajak agar dapat terus menerus merasakan hadirat Tuhan dan juga memupuk kekuatan iman kita agar kita juga dapat hidup karena iman kita.
Kekuatan iman dibentuk dari relasi yang mendalam dengan Tuhan,
Dengan doa,Firman serta melalui pengalaman hidup sehari hari.
kita diajak untuk selalu beriman secara aktif, percaya sepenuhnya kepada kuasa dan penyertaan Tuhan.
Jangan biarkan iman kita terkurung oleh pemikiran dan kehendak kita,
Jangan biarkan iman kita tidur dan terkikis lalu hilang karena kita lebih mengandalkan kekuatan dan pemikiran diri sendiri.
Fiat Lux
Komentar
Posting Komentar