Jadikan waktumu berharga


Jadikan waktumu berharga
Liturgi 20 Agustus 2020
Yeh 36:23-28
Matius 22:1:14

Manusia menandai Waktu yang tak terlihat menjadi terlihat dengan adanya satu moment.
matahari terbit dan terbenam,
Pergantian musim, 
Perhitungan detik,menit, jam dan hari. 
Dan juga menandainya serta mengingatnya dalam moment moment hidup, 
moment kelahiran, ulang tahun, pernikahan, ataupun moment moment kesedihan yang ada.
Waktu terus berjalan,
Dalam masa waktu yang terus berjalan 
Seringkali kita merasa waktu berputar lambat dan kadang berputar serasa cepat.. 
meski perputarannya tetap sama bagi setiap manusia namun tanggapan dari setiap pribadi dapat berbeda beda. 
Satu hari dapat sangat berarti dan satu hari dapat juga terlewatkan dengan sia sia. 

Dalam satu peristiwa, 
Sang Guru mengibaratkan hal kerajaan surga Sebagai sebuah Perjamuan kawin yang diadakan oleh seorang raja. 
Perjamuan kawin bukanlah moment sembarangan melainkan moment yang penting dan berharga apalagi diadakan oleh seorang raja. 
Demikian Hal kerajaan surga adalah sebuah moment yang berharga dan penting.
Moment untuk masuk kedalam hadirat Tuhan,  masuk kedalam suasana anugerah kasih Bapa. 
Namun banyak yang mengabaikan moment ini, menolaknya, menganggap tidak penting dan tidak berharga. 
banyak yang lebih memilih pergi keladang,mementingkan kepentingan pribadi dirinya sendiri dan memfokuskan apa yang ada pada dirinya sendiri. 
Banyak juga yang memilih mengurusi pekerjaannya, sibuk dengan rutinitas kehidupan.
Ada juga yang menerima undangan ini, 
Namun tidak berpakaian pesta, Pakaian yang layak untuk sebuah perjamuan.
Masuk hadirat Tuhan dituntut sebuah sikap hati untuk menghargai moment ini, 
Membuat diri layak dihadapan Allah dengan sebuah sikap dan totalitas keberadaan diri.
tidak bisa bersikap seenaknya dan semau gue. 

Dan menjadi pertanyaan kita bersama, 
Bagaimana kita melewati waktu waktu keseharian kita? 
Apakah dalam berputarnya waktu tersebut, kita juga dapat mengisinya dengan hal kerajaan surga, 
menghargai setiap moment yang terjadi sebagai moment kebersamaan dengan Tuhan.
Melayakkan diri dengan hati yang baru yang telah Tuhan berikan. 
Hati yang lemah lembut dan penuh ketaatan
Serta sikap yang berkenan kepada Tuhan. 

Ataukah kita mengisi setiap moment kehidupan ini dengan urusan dan kepentingan diri, 
menolak kehadiran Tuhan dan menggantikan dengan kepuasaan serta kesenangan pribadi. 
Melihat setiap moment sebagai waktu yang berputar tanpa kehadiran Tuhan.
Membuat waktu berlalu dalam kesenangan yang sia sia.

Fiat Lux

Aku berkata dalam hati: 
"Mari, aku hendak menguji kegirangan!
 Nikmatilah kesenangan! 
Tetapi lihat, juga itu pun sia-sia."
(Pengkhotbah 2:1)

Komentar