Apa yang kau rasa?



Apa yang kau rasa? 

Liturgi 9 September 2020
1 Korintus 7:25-31
Lukas 6:20-26

pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.
1 Korintus 7:31

υитυиg тαк ∂αραт ∂ιяαιн, 
мαℓαиg тαк ∂αραт ∂ιтσℓαк

Tentu kita pernah mendengar pepatah ini, 
Yang artinya bahwa kehidupan kita adalah rahasia Allah, kita tidak pernah tau yang akan terjadi nantinya. 
Bagian kita adalah menjalankan hidup ini dengan sebaik baiknya dan sebenar benarnya, tidak terjebak dalam situasi atau perasaan yang ada. 

Apa yang kita rasa adalah sebuah reaksi yang wajar. 
rasa senang,sedih,kecewa, jenuh atau bersemangat menjadi bagian dalam perjalanan hidup kita
dan hendaknya kita tidak berlebihan dalam menanggapi perasaan kita. 
Jangan menggenggamnya terlalu kuat, karena semua bisa saja berubah seperti angin yang bertiup dapat berubah kapan saja. 

Sang Guru dalam pengajarannya memberi peneguhan dan peringatan kepada murid muridNya atas kondisi yang akan dialami didalam perjalanan hidup mereka. 
Entah dalam miskin atau lapar ,kaya atau kenyang, dipuji atau ditolak. 
Jangan sampai terjebak dengan situasi yang ada, 
Jangan sampai terperangkap dengan apa yang dirasa,
Seolah olah situasi yang ada dan perasaan yang timbul itu bersifat abadi. 

Perhatikanlah dan berhati hatilah dengan apa yang kita rasa, 
Ketika miskin, lapar,
Ketika sedih, dikucilkan dan ditolak
Ketika kaya, kenyang
Ketika dipuji banyak orang.
Banyak orang yang jatuh putus asa dalam rasa miskin dan laparnya hingga hidupnya seolah olah tanpa daya dan tidak ada lagi semangat, tidak dapat berbahagia dan bersuka cita karena perasaannya ini telah mengikat jiwanya. 
Banyak pula orang yang jatuh dalam kekayaan dan pujian hingga dalam hidupnya selalu berusaha dengan berbagai cara untuk memuaskan hasrat diri yang menyenangkan jiwanya. 
Ada pula yang bahkan meninggalkan Tuhan karena kesedihannya atau karena rasa senangnya dengan situasi dunia. 

Rasul Paulus dalam suratnya menegaskan kembali bahwa dunia yang sekarang ini akan berlalu,  
bersikaplah sewajarnya , jangan menilainya secara berlebihan.
Tetapi tetaplah hidup dalam keadaan kita waktu dipanggil Tuhan,  
tetap tinggal didalam Tuhan
Didalam kasih dan pengenalan hidup bersama Tuhan. 
Tinggal didalam Tuhan tidaklah tergantung dengan apa yang kita rasa. 
Bahkan kehidupan rohani kita janganlah didasarkan dengan perasaan kita. 
Perasaan bisa menipu, perasaan bisa berubah Tapi kasihNya tetap ada dan tak berubah.
Pengalaman kebersamaan dengan Tuhan melebihi apa yang kita rasakan.
Temukanlah Tuhan lebih dalam lagi dikeseluruhan panca indra kita, dalam keseluruhan gerak hidup dan dalam setiap hembusan nafas kita. 
Apapun yang kita alami
Apapun yang kita rasakan
Kita akan tetap berjalan bersama Tuhan
Kita akan tetap setia kepada Tuhan dan hidup dalam Tuhan... 


Terpujilah Tuhan kita sepanjang masa

Fiat Lux



Komentar