"Euforia" FiatLux renungan


Euforia
Lukas 10:17-24

Ayub 42:1-17

Euforia (pronunciation: /juːˈfɔːriə/ ( simak)) adalah perasaan nyaman atau perasaan gembira yang berlebihan.
Beberapa hadiah alami dan aktivitias sosial, seperti latihan aerobik, tertawa, mendengarkan atau membuat musik, serta berdansa, dapat menyebabkan euforia.
(Wikipedia)

Sukacita ketujuh puluh murid dilukiskan dalam Lukas 10:17 
Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata:
"Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu."

Pengalaman kesuksesan tujuh puluh murid tentu disadari oleh para murid sebagai kesuksesan bersama Tuhan,
Untuk itu mereka melaporkan hasil kesuksesan ini kepada Tuhan.
Namun Tuhan menegaskan untuk tidak tenggelam dengan rasa gembira yang berlebihan seolah olah keberhasilan ,kesuksesan yang terlihat oleh mata menjadi kegembiraan yang utama,
menjadi luapan sukacita yang sejati yang dicari didalam jiwa.

Tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar disurga (Kristus Yesus, Lukas 10:20b)
Para murid diajak untuk dapat Bersukacita  bukan karena kegembiraan atau perasaan yang dirasa.
Namun bersukacita karena dapat melihat dan percaya kepada Tuhan Yesus,Melihat Tuhan berkarya didalam hidup para murid.

Inilah sukacita sejati bahwa kita dapat mengenal dan percaya kepada Tuhan Yesus,
Yang tak pernah tergantikan dengan perasaan apapun yang terjadi didunia.

Berapa banyak dari kita yang datang kepada Tuhan untuk perasaan kita? Hanya untuk rasa gembira, rasa nyaman, hanya untuk rasa yang melambungkan diri awang awang. Saat berdoa, saat pujian penyembahan, saat BerEkaristi dan meditasi , kita kerapkali mengukur kehadiran Tuhan dengan rasa yang demikian. 

Kita tenggelam dalam Euforia dengan alasan kehadiran Tuhan padahal yang kita cari hanya perasaan senang dan gembira didalam diri saja. 

dan ketika tanpa perasaan senang dan gembira, kita tidak mau lagi melayani, berbagi kasih ,tidak lagi pujian dan penyembahan atau bahkan tidak mau lagi kegereja. 

Seperti kisah Ayub yang mengukur kehadiran Tuhan dengan perasaannya, namun pada akhirnya Ayub dapat mengerti dan dapat memandang Tuhan melebihi apa yang dirasakan didalam dirinya. 

Tuhan menghendaki kita juga dapat memandang Tuhan melebihi apa yang kita rasakan. 
Janganlah datang kepada Tuhan karena perasaan kita tapi memang seharusnyalah kita datang kepada Nya.
Karena Dia lah, kita diselamatkan,
Karena Dia lah,  nama kita ada terdaftar disurga
Kita rindu untuk bersekutu denganNya.
Kita rindu memuji dan bersyukur kepadaNya,
Sebab Dia baik,  sebab Dia adalah Sang Kehidupan yang memberi kita sebuah kehidupan yang menuntun kepada kekekalan.

Karena Tuhan Yesus adalah kebenaran dan keselamatan kita (klik disini)

Semoga kita tidak jatuh dalam Euforia mengikuti Tuhan.
Apapun perasaan yang kita rasakan,
Kita mau datang kepada Tuhan.

Fiat Lux






Komentar