Mindfulness
Matius 21:33-43
Filipi 4:6-9
Dalam sebuah perumpaan,
para pekerja dipanggil oleh tuan tanah setelah segala sesuatunya telah dipersiapkan dengan sebaik baiknya,
Tugas dari pekerja adalah menggarap kebun ini agar menghasilkan buah bagi sang tuan.
Namun dikisahkan para pekerja ini lupa akan jadi dirinya yang sebenarnya, bahkan bertindak dengan apa yang menjadi pikiran mereka sendiri.
Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu,
mereka berkata seorang kepada yang lain:
Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita.
(Matius 21:38)
Para pekerja terjebak didalam pikirannya dan memberi penilaian dalam melihat satu peristiwa, dan buah dari pikirannya adalah emosi serta perasaan yang timbul dalam menilai satu peristiwa yang menghasilkan satu tindakan atau keputusan.
dan keputusan yang dilakukan mereka sangat fatal, menolak bahkan membunuh Sang Anak yang diutus Sang Tuan.
Dalam satu peristiwa, kadang kala kita dapat "terjebak" didalamnya.
Kita memberi penilaian atas peristiwa ini dengan dipengaruhi oleh pemikiran kita dan dapat mempengaruhi emosi kita dan serta kehilangan damai Sejahtera Allah.
Kita semua perlu memiliki sikap "kesadaran penuh" agar tidak terjebak didalamnya.
Tidak berlarut-larut dengan memori masa lalu dan tidak terus menerus melamun tentang keinginan di masa mendatang.
Mindfulness menekankan pada kesadaran, menjadi sadar sepenuhnya pada hal yang terjadi saat ini dengan mengalihkan pengalaman yang lain, diterima sepenuhnya tanpa penilaian (Mace, 2008).
Biasanya orang yang hidup di masa lalu masih memendam kekecewaan, kemarahan, kekesalan, dendam, dan perasaan bersalah. Sedangkan orang yang hidup di masa depan merupakan tipe orang yang cemas dan khawatir berlebihan, selain itu hidupnya juga cenderung terburu-buru dan tidak tenang
Mindfulness, kesadaran penuh agar kita dapat menerima keadaan dengan menyelaraskan pikiran dan perasaan kita,
Sadar sepenuhnya pada hal yang terjadi dan menerima sepenuhnya tanpa penilaian.
Mindfulness adalah kemampuan dasar manusia untuk bisa selalu sadar dengan kondisi saat ini, apa yang sedang terjadi dan yang dilakukan hingga membawa kita kepada keadaan yang Shalom, penuh damai sejahtera apapun peristiwa yang kita hadapi.
Rasul Paulus dalam suratnya diFilipi mengajak agar umat mampu memiliki kesadaran penuh dalam menjalankan kehidupan ini.
dengan cara menyerahkan segala keinginan kepada Allah agar tidak ada rasa kekuatiran ataupun kekecewaan.
dan juga memikirkan hal hal yang patut dipikirkan agar tidak terjebak dengan pemikiran diri sendiri
serta tetap setia melakukan hal hal kebenaran yang telah diterima agar terlepas dari tindakan ataupun perkataan yang tidak baik dan benar yang bisa saja terjadi sebagai luapan emosi yang ada.
Maka Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Filipi 4:7
Semoga kita dapat melatih diri untuk tetap dalam kesadaran penuh dalam setiap peristiwa yang terjadi,
Hingga Damai sejahtera Allah akan memelihara hati dan pikiran kita.
Fiat Lux
Komentar
Posting Komentar