"aku telat"
Liturgi 8 November 2020
Matius 25:1:13
Keb 6:13-17
1 Tes 4:13-18
Pernahkah kita menghitung berapa banyak kita telat atau terlambat dalam menghadiri sebuah acara?
seperti masuk kelas, datang kegereja, mengikuti sebuah rapat dan lain lain.
dan bagaimana perasaan kita saat itu?
Tentu ada perasaan yang tidak enak atau kurang nyaman dan penyesalan karena ketelatan kita ini.
Telat seperti ini biasanya karena kita tidak mempersiapkan waktu yang ada dengan sebaik baiknya, menganggap santai atau mengerjakan hal yang lain yang kita anggap lebih penting hingga kita mendapati diri kita telat.
Atau hal lain, ketika seorang gadis datang kepada orang tuanya
Dan mengatakan "saya telat".
Pasti hal ini membuat kaget dan gempar.
Bagaimana ini bisa terjadi dan mengapa ini terjadi?
Pertanyaan ini akan timbul dalam benak sang orang tua.
Ada perasaan sedih,kecewa, tidak tau harus berbuat apa lagi,
"Telat" seperti ini terjadi dikarenakan sianak tidak dapat bersikap bijaksana dalam pergaulannya dan menjadi bodoh didalam memutuskan hal hal didalam hidupnya.
Dan orang tua juga telat menyadari hal hal yang terjadi pada anak anak, semuanya sudah terlambat dan sudah terjadi.
Kisah perumpamaan gadis gadis bodoh yang tidak menyiapkan minyak bagi pelitanya
dalam Matius 25:1-13 (klik disini)
membuat ia "telat"
Ia terlambat untuk masuk kedalam perjamuan kawin sang mempelai.
Telatnya sigadis gadis bodoh berakibat fatal krn pintu perjamuan telah tertutup dan mereka tidak dapat masuk kedalamnya,
Mereka tidak dapat menerima sukacita yang telah disediakan didalam perjamuan.
Kita bisa membayangkan perasaan mereka saat itu ketika mereka memohon untuk dibukakan pintu dan oleh Sang Mempelai dikatakan sesungguhnya Aku tidak mengenal kamu!!!
hancur lebur, menangis histeris atau juga menyesali diri sendiri atas sikap dan tindakan mereka selama ini hingga mereka pada akhirnya harus terpisahkan dan bahkan tidak dikenal lagi.
Namun semua sudah telat
Semua sudah terlambat.
Akhir hidup manusia dalam perumpamaan ini digambarkan sebagai datangnya mempelai laki laki yaitu Yesus Kristus sendiri yang datang,
KedatanganNya adalah pasti,
Yang Menandakan hidup manusia pasti akan berakhir pula.
Namun datangnya tak terduga duga,
Tidak ada yang tahu hari atau saatnya kan tiba.
Bagi orang orang bijaksana
Hal ini adalah sesuatu yang indah, yang penuh sukacita, sebuah penantian hidup yang tidak sia sia.
Sedangkan bagi orang orang bodoh
Hal ini adalah sebuah kisah yang menyedihkan,
penyesalan,kesedihan dan kekecewaan yang adapun tak dapat mengubah hal yang telah terjadi.
semua sudah terlambat
Semua berakhir dengan keterpisahan dirinya dan Sang Mempelai.
Sebuah penantian yang sia sia.
Hal pertama yang dapat kita renungkan,
Manusia biasanya terlambat menyadari kesalahannya dan bahkan ada beberapa orang yang tetap meneruskan kesalahannya meskipun ia tahu dan sadar.
Inilah sebuah kebodohan hidup manusia.
Kita menjadi bodoh dengan menanggapnya semua tidak masalah dan menolak mendengarkan nasehat bijak. (bdk Amsal 12:15).
Pelita yang seharusnya tetap menyala terang dalam diri kita,
Kita biarkan redup,
karena kebodohan pemikiran kita,
karena kebodohan tindakan kita,
Karena kebodohan pergaulan hidup kita.
Kita tidak dapat mengatur waktu hidup kita dengan sebaik baiknya
Kita tidak dapat menjaga waktu hidup kita dengan tindakan yang benar
Kita tidak lagi memprioritaskan waktu hidup kita untuk Tuhan.
Dan hal Yang kedua,
Kita hendaknya bersikap bijaksana dalam hidup ini, tetap eling dan mawas diri atas segala yang ada dan yang terjadi dalam hidup kita.
Hidup dalam kesadaran diri yang sepenuhnya hingga mampu bersikap bijaksana dan berani memutuskan dengan tegas segala sesuatunya dalam kebenaran dan kebaikan hidup.
Hingga kita tidak terombang ambing dalam emosi yang ada dan dalam pergaulan hidup kita.
Salomo meminta kepada Tuhan agar diberikan Hikmat.
Maka ia dengan bijaksana mampu menimbang perkara dan membedakan mana yang baik dan mana yang jahat.
Hingga Salomo mampu membuat keputusan dengan benar.
Hendaknya kita juga dapat bersikap demikian, Memohon hikmat Tuhan agar mampu memutuskan segala perkara dengan baik dan benar seturut kehendak Tuhan.
Menjadi bijaksana dalam setiap pemikiran dan hidup kita hingga pelita yang ada didalam diri kita tetap menyala terang sampai waktu menyongsong Sang mempelai tiba.
kita diminta untuk dapat membangun kesadaran diri
dan tidak menjadi bodoh dalam anggapan dan pemikiran sendiri.
Selalu memohon hikmat kepada Tuhan, dan mendengarkan nasehat nasehat baik dari orang orang disekitar kita.
Tidak mengeraskan hati
tetapi dengan bijaksana dapat menimbang setiap perkara dalam hidup ini.
Tegaslah didalam waktu yang ada Karena tidak akan ada lagi kesempatan bila Sang Mempelai datang.
Semoga Bila waktunya tiba
Kita mendapati diri kita,
Tidak telat dan tiada penyesalan.
Tetapi bersukacita menyongsong kedatangan Tuhan Yesus dan masuk bersama kedalam perjamuan surga.
Fiat Lux
#bodoh
#bijaksana
#renungan
#hidup
#inspirasi
#kehidupan
Komentar
Posting Komentar